Sabtu, 22 Februari 2014

selamat sore senja #1



Selamat sore Senja

Perkenalkan, namaku matahari. Ini adalah surat pertamaku untumu, lelaki senja. Aku mengagumimu, Aku suka melihatmu dibalik jendela kamar, memperhatikanmu diam-diam. Bahkan aku mau menunggu berjam-jam hanya untuk menatapmu dari jauh. Melihat siluet jingga dari matamu, terpancar indah.
Perkenalkan, aku mengaku matahari. Yang mengantarkanmu datang dan pulang. Tak pernah menemanimu singgah, hanya sebatas melihat.
Aku matahari, begini awalnya nja..

Waktu itu aku sedang terluka, rumah yang ku bangun dan hampir jadi runtuh seketika. Padahal aku sudah membelikan perabotan yang istimewa, ternyata pondasinya kurang kuat, dindingnya tak tahan lama, dan dia khilaf bergandengan tangan dengan wanita lama, masa lalunya. Sedangkan “aku” yang kukira bisa menjadi masa depannya hanya berdiri ditinggal pergi begitu saja. Aku jatuh nja, dan aku menangis untuk kesekian kalinya. Sejak itu aku menyukai kaca jendela tempatku berdiam diri dengan sejuta kenangan lama, aku tak menemukan apa-apa, sebelum akhirnya aku menatap lekat hujan sore itu. Rintik-rintik tak begitu deras, daun di depan jendela kamarku basah seketika, bau tanah menyeruak, aku menyukainya. Hingga awan hitam hilang, diperempatan sore, hampir menuju adzan magrib, langit cerah bergumul jingga, matahari mengantarkan senja untuk datang dibatas cakrawala bagian barat sana. Aku mengikutinya, hingga aku menemukan tatapan yang berbeda. Ya. Tatapan teduh dan damai saat matamu tak sengaja menatapku kembali. Hingga kaku bibirku tak menyungging. Esuknya aku kembali datang menunggumu kembali pulang. Begitu seterusnya. Tanpa kau tau, aku melihatmu diam-diam.
Sejak saat itu nja.. aku mulai mencari tau hidupmu. Segala hal tentang kamu.
Tanpa lelah aku memperhatikanmu.
Cukup sampai ini dulu nja, esuk akan ku lanjutkan ceritaku.

Selamat Sore Senja.

Salam, Matahari. 
Solo, 18 Februari 2014.

1 komentar:

  1. hmmm, curahan hati ya Wulan. tp curahan hatinya terbingkai dengan bagus kok. tertuang dalam tulisan yang apik. suka dengan metaforanya.

    nb. salam kenal di dunia blog ya.

    BalasHapus